Powered By Blogger

9.2.10

terserah apa ini berjudul atau tidak

Tenang terjerat sepi kini tengah malamku. Menghujam di tengah gelap tanpa terang lampu, siap merasuk setiap mimpi-mimpi terindah dan terburuk.
Bergerilya ke semua sisi-sisi yang tak kau bayangkan ada dalam sanubarimu, terhempas, terkubur oleh bayangan-bayangan kemunafikan hidupmu. Sisi kelam yang tak kau hiraukan hadirnya, yang tanpa kau tahu, semakin membesar dan membentuk sebuah bom waktu yang menunggu masanya untuk meledakkan dirimu. Semua itu tanpa sadar kau bentuk pada saat kau dan aku sedang merasakan tengah malam yang sama, waktu yang sama, namun dengan pikiran yang berbeda. Kau dengan pikiran-pikiranmu menjelajah ke alam-alam revolusionermu yang kau pikir hebat, tutupi semua kemungkinan orang tahu, kalau kau, sama saja dengan mereka, sama binatangnya.

 Aku sendiri?

Di tengah malamku aku membiarkan fantasiku berkeliaran bebas, tanpa perlu kukemudikan kemana arahnya melangkah. Kala khayalanku menyusup ke bagian yang tabu, alamku melonjak penuh kebahagiaan. Aku, sama seperti kau, sama seperti mereka, sama binatangnya.
Yang berbeda, aku tak pernah menutupi bahwa aku binatang. Dan itu, membuatku semakin manusia. Tak seperti kau, tak seperti mereka, yang sehari-hari bertingkah menjadi manusia, dan semakin lama kau dan mereka semakin binatang.

Kenapa kau harus menipu dirimu sendiri di tengah malammu?

Tak akan ada yang tahu apa yang kau lakukan saat itu, bahkan mereka para pencuri dengar. Kenapa kau harus menyiksa dirimu atas hasrat yang menusuk setiap dinding batinmu, berharap ada setitik celah untuk lari keluar. Kau tahu, orang-orang sepertimu yang sampai saat terakhirnya terus menyembunyikan diri sendiri, berakhir menjadi makhluk tak berjiwa, karena pada akhirnya, gejolak hasrat-hasrat tergelap itu entah bagaimana bisa berhasil kabur dengan membawa jiwa-jiwa pemiliknya yang sesungguhnya tidak bisa mempergunakan apa itu jiwa. Sudahlah, kau tak perlu mempertahankan harga dirimu di depanku, di depan tengah malammu. Kau mungkin berharga, tapi kau rendahan. Sama sepertiku, dan sama seperti mereka. Aku tahu kau tidak seberani itu melepas topeng busuk berbau harum yang kau pakai di tengah hari, tapi kenapa kau masih harus memakainya di tengah malammu? Kau masih takut ada yang tahu kalau biadab?
Tenang saja, aku dan tengah malammu, kami semua sama rapatnya dengan hatimu yang begitu rapat menyimpan kebejatanmu. 

0 comments:

Posting Komentar

followers

 
 
Copyright © jangan tanya saya, saya tidak tahu apa-apa!
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com